BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih
merupakan masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa
hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan
wanita hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan
yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat
membuat berbagai aturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang
ditabukan, yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari
segi kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan
tujuan agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak
dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 1995).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting
untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) lebih tiggi dinegara-negara yang sedang berkembang daripada
dinegara-negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi
yang rendah mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar
pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari
satu sel telur yang setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan
pertumbuhan janin sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).
Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di
Indonesia masih kurang menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Dr Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset
kesehatan dasar 2007, terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang
energi kronis. Selain itu, ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia.
Bahkan, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka
kejadian) anemia pada ibu hamil mencapai 40,1 persen (Amirullah, tempo.co).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil. Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi
meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin,
pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin.
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, pendarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat
kegemukan, preeklamsia, janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu
hamil di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, ini yang membuat kajian
bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Data Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar
44/1000, Angka Kematian Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000
(neraca.co.id).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan zat
gizi pada tahap kehamilan ?
2.
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi gizi pada kehamilan ?
3. Apa saja dampak kekurangan gizi pada ibu
hamil ?
4. Bagaimana status gizi pada ibu hamil ?
5. Apa saja tips bagi ibu hamil agar nilai gizi terpenuhi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan.
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada kehamilan
3.
Untuk
mengetahui dampak kekurangan pada ibu hamil.
4.
Untuk
mengetahui status gizi pada ibu hamil.
5.
Untuk
mengetahui tips bagi ibu hamil agar nilai gizi terpenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan
Zat Gizi Pada Tahap Kehamilan
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan
oprimal janin dan persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi
berguna untuk: kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan,
persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi. Selama hamil calon ibu memerlukan
lebih banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu
hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu
terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi
kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Gambar : contoh pengaturan makanan
untuk ibu hamil
Sumber : Direktorat Bina Gizi.
2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian Kesehatan RI.
2.1.1 Trimester I
Pada trimester
pertama, ibu hamil biasanya mengalami morning sickness, dengan gejala mual,
muntah, dan nafsu makan berkurang. Jika ibu hamil enggan makan, bisa berdampak
buruk terhadap kesehatan ibu, misalnya, mengalami kekurangan gizi. Selama
hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu kebutuhan energi,
protein, vitamin, mineral bertambah. Selama kehamilan, diperlukan tambahan
protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan tetapi pada trimester pertama belum bisa
terpenuhi. Diharapkan 1g/kg protein.
1. Kebutuhan zat gizi minggu ke – 1 s/d minggu ke- 4
Pada periode kehamilan ini calon ibu perlu mengonsumsi makanan bergizi
tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori tubuh ibu dan janin yang bertambah 180
kkal per hari dari konsumsi kebutuhan tidak hamil sebesar 2200 kkal. Selain
untuk memenuhi kebutuhan energy yang diperlukan oleh si ibu, gizi ini
diperlukan karena janin sedang terbentuk secara pusat pada periode kehamilan
ini.
2. Kebutuhan zat gizi minggu ke-5 s/d ke-6
Pada kehamilan minggu ke-5 si ibu biasanya akan mulai ditandai mual dan
mutah. Agar konsumsi makanan tetap masuk tidak terganggu oleh rasa mual dan
muntah. Hal ini dapat disiasati dalam makan porsi kecil tapi sering. Konsumsi
makanan selagi segar dan hangat.
3. Kebutuhan zat Gizi minggu ke-7 s/d minggu ke-8
Ibu perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk
menunjang pembentuka tulang rangka tubuh
janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium ibu hamil ditambah 10 mg
dari kebutuhan ibu wanita tidak hamil sebesar 800 mg.
4. Kebutuhan zat gizi minggu ke-9
s/d minggu ke-12
Pada minggu ke-9, ibu jangan sampai menambah kebutuhan asam folat
0,2 dari kebutuhan wanita tidak hamil
sebesar 400. Banyak mengonsumsi juga vitamin c dengan menambah 200 mg dari
kebutuhan wanita tidak hamil sebanyak 75 mg. Pada minggu ke 10, saatnya ibu
makan banyak protein untuk memperoleh asam amino yang tingi yang berfungsi
untuk pembentukan otak janin. Pada minggu ke-12 ibu hamil penuhi vitamin tinggi
agar janin tidak mengalami cacat saat lahir. Kebutuhan vitaminnya meliputi A,
B1, B2, B3 dan B4 (Kristianto, 2014)
2.1.2 Trimester II
Trimester kedua,
gangguan morning sickness sudah berkurang, namun kebutuhan gizi ibu hamil kian
bertambah karena pertumbuhan janin lebih cepat daripada waktu trimester
pertama. Asupan protein bagi ibu hamil harus bertambah, asupan kalori juga
harus tercukupi. Protein dan kalori akan digunakan untuk membentuk plasenta,
ketuban, menambah volume darah, dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Pada trimester ke
dua, ibu hamil sudah mulai mempunyai nafsu makan. 1,5 g/kg berta badan protein/
hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester ke tiga nafsu makan tambah
besar
1. Kebutuhan
zat gizi minggu 13 s/d minggu ke-16
Jangan makan coklat,
minum kopi, dan the. Sebab kafeinnya juga terdapat di teh, kola, dan cokelat.
Berisiko mengaganggu perkembangan saraf pusat janin yang mulai berkembang. Ibu
perlu menambah asupan makanan setara dengan 300 kilo kalori perhari untuk
tumbuhan energy yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin.
2. Kebutuhan zat
gizi minggu 17 s/d minggu ke – 23
Ibu jangan sampai
lupa makan sayur dan buah serta cairan utuk mencegah sembelit. Kebutuhan cairan
tubuh meningkat pada periode kehamilan minggu-minggu ini. Pastikan ibu minum
8-10 gelas air putih setiap harinya. Selain itu konsumsi sumber zat besidan
vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru, sebab jantung
dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
3. Kebutuhan zat
Gizi minggu 24/minggu ke 28
Pada minggu ke 28 ibu
perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega 3,fungsinya bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin.vitamin E tinggi sebagai antioksidan
harus dipenuhi pula pada kehamilan minggu ke 28 ini (Kristianto, 2014).
2.1.3 Trimester III
Trimester ke tiga
janin semaki besar dan kebutuhan gizi ibu hamil meningkat. Selain protein,
kalori, dan vitamin pada trimester ini
ibu hamil juga harus memerhatikan asupan zat besi. Ibu hamil dapat mengonsumsi
suplemen zat besi dengan pengawasan dokter selama masa kehamilan. Mineral lain
yang dibutuhkan adalah iyodium, yang berfungsi sebagai pembentuk senyawa
tiroksin. Senyawa ini berguna untuk mengontrol metabolisme sel. Kekurangan
iodium bisa menyebabkan bayi lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo,
2011).
Pada trimester ke
tiga ini protein bisa mencapai 2g/kg berat badan/hari. Jenis protein yang
dikonsumsi sebaiknya mempunyai nilai biologi tinggi seperti daging, ikan,
telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, bji-bijian, susu, sayuran, buah-buahan dan
yogurt.
Pada kehamilan
periode trimester periode ke 3 ini,ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain
itu untuk mengatasi beban yang sangat berat juga sebagai cadangan energi untuk
persalinan kelak. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua
bulan terakhir menjelang persalinan (Kristianto, 2014).
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada kehamilan
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan
berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik
melalui asupan gizi yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil,
perawatan jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep.
Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas
kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam
Sitanggang, 2013). Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,
2013):
A. Faktor Langsung
Nutrisi
secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya
penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
(1) Keterbatasan
ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik,
sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk
pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah tertentu
biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang panjang
sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(3) Sanitasi
makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai membuat
kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar atau tidak
higienis dan mengandung kuman penyakit.
(4) Pembagian
makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih dipengaruhi oleh adat
atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah adalah orang yang
harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian makanan keluarga.
(5) Pengetahuan
gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah persepsi
tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi
seseorang.
(6) Pemenuhan
makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat pemenuhan gizi
menurun atau berlebih.
(7) Pantangan
pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang dipandang pantas atau
tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam didasarkan pada
kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih
percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera
makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Selera makan
dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh
pengolahan serta penyajian makanan.
(9) Suplemen
Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan untuk ibu hamil,
antara lain:
a) Tablet
Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat membantu
pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan zat nutrisi
makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara
dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Usaha lain untuk menambah
asupan zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran
segar yang berwarna hijau tua.
b) Kalsium
merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi bayi, jika
asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu. Kebutuhan
akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat
dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk,
ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin
juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa vitamin ibu
hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk membantu
penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapat diperoleh dari cabe merah, mangga,
pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya
dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.
2.3 Akibat
Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila
gizi ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan
gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Berikut berbagai contoh
akibat defisiensi gizi pada janin (Soetjiningsih, 1995):
a.
Kekurangan energi dan protein
(KEP)
Meskipun kenaikan
berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan, namun sangat penting
artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk. Kegagalan
kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan meningkatkan bayi BBLR.
Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan
kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai resiko kematian
lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lebih cenderung
mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada menyebabkan
kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan
berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin
daripada malnutrisi akut.
Akibat lain dari KEP
adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak
(hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikaitkan bahwa masa rawan
pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III kehamilan sampai sekitar dua
tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini dari perkembangan otak akan
menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya
pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal.
Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada masa kehidupan
mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian suplementasi
makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan menaikkan berat
badan bayi.
b.
Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan
masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil, terutama dinegara
berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam folat dan vitamin
B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat besi
yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia.
c.
Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada
ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan merupakan faktor utama terjadinya
kretin endemik. Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin
diresorpsi, abortus, lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih
lama atau partus lama.
d.
Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama
kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan
serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan dengan defisiensi Zn,
gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada dalam masa pertumbuha
cepat,
e.
Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A
pada masa kehamilan akan mengakibatkan meningkatnya prevalensi prematuritas dan
reterdasi janin.
f.
Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang
berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri congenital.
g.
Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada
ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada
bayi.
2.4 Status gizi pada ibu hamil
Pertumbuhan janin dalam kandungan dipengaruhi
oleh status gizi ibu hamil yang berkaitan erat dengan berat badan ibu sebelum
hamil. Status gizi menentukan berapa kenaikan badan yang ideal pada ibu saat
hamil.
Tanda-tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil
|
|
Status
|
Tanda Kecukupan Gizi
|
Berat
badan
|
Normal (berat badan sesuai dengan tinggi
badan)
|
Bibir
|
Warna tidak pucat, lembab, dan
tidak bengkak
|
Gusi
|
Merah normal dan tidak ada pendarahan
|
Gigi
|
Bersih, mengkilap, tidak
berlubang, dan tidak ada pendarahan
|
Jantung
|
Detak dan irama jantung normal, tekanan darah
normal
|
Keadaan
umum
|
Gesit dan responsive
|
Kulit
|
Tidak kusam, cukup lembap, dan tidak kering
|
Kuku
|
Keras dan warnanya kemerahan
|
Kelenjar
|
Tidak ada pembesaran
|
Kaki
|
Tidak bengkak
|
Leher
|
Warna sama dengan muka, cukup lembap, tampak
segar, dan sehat
|
Muka
|
Warna sama dengan leher, cukup
lembap, tampak segar dan sehat
|
Mulut
|
Tidak ada luka
|
Mata
|
Bersih, bersinar, selaput besar
berwarna merah, dan tidak ada pendarahan
|
Otot
|
Kuat, kenyal, dan di bawah kulit sedikit
lemaknya
|
Postur
tubuh
|
Tegak, lengan, dan tungkai lurus
|
Pencarnaan
|
Nafsu makan baik
|
Rambut
|
Mengkilap, tidak rontok, dan kulit
kepala bersih
|
Saraf
|
Reflex normal, mental stabil, dan tidak mudah
tersinggung
|
Vasilitas
umum
|
Daya tahan tubuh baik, semangat,
cukup tidur, dan energik
|
Berat
badan sebelum hamil mempengaruhi pada berat badan ideal selama kehamilan. Kenaikan berat
badan ini tidak hanya disebabkan oleh membesarnya janin. tapi, juga karena
membesarnya jaringan plasenta dan jaringan lain pada tubuh ibu.
Kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan
status gizi ibu sebelum hamil
|
|
Status
Gizi ibu sebelum Hamil
(IMT) |
Total Kenaikan Berat Badan Selama
Kehamilan
(Kg) |
Kurang
(Kurus)
|
13-18
|
Normal
|
11-16
|
Overweight
|
7-11
|
Obesitas
|
7
|
Kenaikan berat badan pada trimester pertama
sepenuhnya tertuju untuk kebutuhan ibu, tapi bukan berarti janin dalam kandungannya
tidak tumbuh dan tidak membutuhkan suplai makanan. Selama trimester kedua,
porsi penambahan berat badan adalah 60% untuk ibu sebagai cadangan lemak, dan
40% untuk janin. Selanjutrnya pada trimester ketiga 60% penambahan berat untuk
janin, dan 40% untuk ibu. Presentase itu memang bukan angka yang pasti dan
tidak semua kehamilan bakal seperti itu. Berat bayi lahir tidak ditentukan
sepenuhnya oleh banyaknya makanan dan kenaikan berat badan ibu hamil, tetapi
juga tergantung pada kebutuhan gizi masing-masing bayi. Jika sebelum hamil
berat badan ibu di bawah normal, makanan yang dimakan setiap harinya sangat
besar perannya pada peningkatan berat bayi. Berat badan bayi ketika lahir
merupakan salah satu indicator kesehatannya pada masa depan.
2.5 Tips untuk Ibu hamil agar Nilai gizi terpenuhi
- Mengkonsumsi makanan dengan jumlah lebih
banyak dari piramida makanan bagian bawah. Kemudian tambahkan dengan
sayuran dan protein, buah, produk susu, dan terakhir makanan berlemak.
Dengan konsep paramida, makin ke bawah, makin besar kebutuhan yang harus
dipenuhi setiap harinya.
- Menu yang bervariasi pada makanan sangat
penting. Hal ini membantu mendapatkan kebutuhan vitamin dan mineral dari
makanan yang anda konsumsi. Variasi menu juga membantu mencegah kebosanan.
- Bawalah selalu air putih. Minum air dalam
jumlah cukup dapat membantu kehamilan sehat. Dengan cukup air, kulit ibu
lebih sehat (lebih elastis), serta dapat mengurangi gejala kehamilan umum
seperti sembelit, bengkak, dan sebagainya. Minum cukup 8 gelas air sehari.
Minuman lain seperti soda, kopi tidak boleh dihitung sebagai perhitungan 8
gelas air.
- Makanlah dalam jumlah sedikit jika anda
memiliki masalah mual atau muntah atau pengurangan ruang di perut ketika
hamil. Mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil (namun sering) dapat
membantu mengatur kadar gula darah yang membuat anda merasa nyaman dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
- Selalu ingat bahwa penambahan berat badan
saat kehamilan merupakan bagian penting dari kehamilan. Hindari diet
ataupun pantang pada makanan tanpa berdiskusi dengan praktisi kesehatan
anda. Makan baik selama kehamilan dapat memastikan pertambahan berat badan
dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil.
- Vitamin maupun suplemen tidak dimaksudkan
untuk mengganti asupan makanan anda selama kehamilan. Suplemen dan vitamin
dimaksudkan untuk membantu mencukupi kebutuhan yang diperlukan ibu hamil.
Anda bisa saja mengkonsumsi banyak vitamin, namun beberapa vitamin
(seperti vitamin A) dalam jumlah besar dapat menyebabkan kecacatan. Pastikan
anda memberitahukan suplemen vitamin kepada praktisi kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Selama kehamilan, kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral bertambah.
diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari.
2. Pada trimester ke dua, ibu hamil sudah mulai mempunyai nafsu makan. 1,5
g/kg berta badan protein/ hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester ke
tiga nafsu makan tambah besar.
3. Pada kehamilan periode trimester periode ke 3 ini,ibu hamil butuh bekal
energi yang memadai. Selain itu untuk mengatasi beban yang sangat berat juga
sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada kehamilan antara lain, yaitu
suhu lingkungan, status ekonomi dan social, kebiasaan dan pandangan wanita
terhadap makanan, usia, pendidikan, status kesehatan, kondisi
kesehatan, Aktifitas /Pekerjaan, pendapatan, pengetahuan tentang gizi,
psikologi, dan berat badan.
5. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil yaitu meningkatkan risiko kehamilan yang buruk semisal bayi prematur,
rendah berat lahir bayi, perdarahan postpartum.
3.2. Saran
Makanan bergizi sangat diperlukan oleh ibu
menyusui karena berhubungan erat dengan pemenuhan nutrisi bagi ibu itu sendiri
dan ASI yang akan diberikan kepada bayinya maka dari itu diharapkan ibudapat
memenuhi kebutuhan gizi sebaik mungkin. Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan
janin yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka sebaiknya
para ibu hamil dapat memenuhi semua nutrisinya selama hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina
Gizi. (2011).
Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian
Kesehatan RI.
Putri, D. (2013). Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil.
Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41225/3/Chapter%20II.pdf
Sibagaring, E. E. (2011). Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Siswosuharjo, S. (2012). Panduan
Super Lengkap Hamil Sehat. PT Niaga Swadaya.
Soetjiningsih. (1995).
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG
Komentar
Posting Komentar