Langsung ke konten utama

Gizi Pada Orang Dewasa



MAKALAH
NUTRISI DAN GIZI
( ABKC 2702 )

“GIZI UNTUK ORANG DEWASA”

Disusun Oleh :
Kelompok VIII
Isna                             (A1C214206)
Kartini                        (A1C214017)
Nurlita                        (A1C214090)
Rahminawati             (A1C214045)
Thati Rifan A.           (A1C214213)
Yuni Radianti            (A1C214063)

Dosen Pengasuh :
Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
AGUSTUS
2017



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
          Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gizi Untuk Orang Dewasa”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Nutrisi dan Gizi di Universitas Lambung Mangkurat.
            Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan dorongan dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1.      Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya.
2.      Dosen pembimbing dalam mata kuliah Nutrisi dan Gizi
3.      Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkah kami.
4.      Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penyusun menerima kritik dan saran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin





Banjarmasin,    Agustus 2017




                                                                                                Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.4  Metode Penelitian.................................................................................. 3

BAB II GIZI UNTUK ORANG DEWASA................................................... 4
2.1  Kondisi Fisiologi Orang Dewasa........................................................... 4
2.2  Status Gizi Orang Dewasa..................................................................... 4
2.3  Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Orang Dewasa.. 5
2.4  Kebutuhan Gizi Orang Dewasa............................................................. 7
2.5  Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi Pada Orang Dewasa............ 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan............................................................................................ 16
3.2. Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan, intelektual dan produktivitas menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan manusia. Jika terjadi gangguan gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal. Kekurangan zat gizi menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi dan jatuh sakit, sedangkan kelebihan zat gizi akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif di masa yang akan datang.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru yaitu berupa gizi lebih. Salah satu Salah satu kelompok usia yang paling rentan mengalami masalah gizi ganda yaitu remaja.
Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih. Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan dipengaruhi oleh banyak hal akan menimbulkan perbedaan asupan energi dan protein yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, umur dan kondisi tubuh. Agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis untuk menjamin kelangsungan hidup, maka seseorang harus menjaga keseimbangan kebutuhan energi. Kesalahan dalam asupan energi dan protein, dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada status gizi. Status gizi selain dipengaruhi oleh pola konsumsi energi dan zat gizi, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah jenis kelamin,pendidikan, faktor ekonomi, faktor budaya seperti kebiasaan makan, kebiasaan konsumsi serat (buah dan sayur), aktivitas fisik, perilaku merokok, dan faktor genetik yaitu status gizi orang tua remaja.
Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang dimulai 1952, telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an adalah : Menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut. Namun slogan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai dengan kondisi saat ini. Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi (Notoatmodjo, 2011)

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi fisiologi orang dewasa ?
2.      Bagaimana status gizi orang dewasa ?
3.      Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa ?
4.      Bagaimana kebutuhan gizi orang dewasa ?
5.      Bagaimana dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada orang dewasa ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui kondisi fisiologi orang dewasa.
2.      Untuk mengetahui status gizi orang dewasa.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa.
4.      Untuk mengetahui kebutuhan gizi orang dewasa.
5.      Untuk mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada orang dewasa.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif yang mengacu kepada berbagai sumber dan pustaka yang relevan. Makalah ini juga ditunjang oleh buku-buku yang disesuaikan dengan materi yang kami bahas dan bahan dari internet.


























BAB II
GIZI UNTUK ORANG DEWASA

2.1   Kondisi Fisiologi Orang Dewasa
Masa dewasa dibagi menjadi dua tahap, masa dewasa awal yaitu antara umur 20-40 tahun dan masa dewasa lanjut yaitu antara umur 40-60 tahun. Pada masa dewasa tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Keadaan puncak  dari keadaan fisik membuat beberapa orang terlena dan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat berepengaruh terhadap kesehatan di kemudian hari. Penyakit degenerative juga muncul pada masa ini.
Pada awal masa dewasa merupakan masa transisi dari  masa remaja ke masa dewasa. Pada masa ini kondisi fisik tidak hanya mencapai puncaknya, tetapi juga mulai menurun pada masa ini. Bagi sebagian orang puncak dari kemampuan  fisik dicapai  pada usia usia di bawah 30 tahun. Kekuatan dan ketahanan otot mulai menunjukkan tanda penurunan sekitar umur 30-an.
Sistem indra menunjukkan sedikit perubahan pada awal masa dewasa. Puncak kemampuan pendengaran pada masa remaja, tetap konstan pada permulaan dewasa awal dan mulai mengalami penurunan pada bagian akhir masa dewasa awal. Pada beberapa kebiasaaaan jelek mulai terbentuk.
Pada masa dewasa lanjut ( 40-60 tahun ) mengalami penurunan pendengaran, penglihatan terutama melihat jarak dekat.Daya akomodasi juga mengalami penurunan. Masalah kesehata utama adalah penyakit kardiovaskular,kanker,dan berat badan. Kanker yang berkaitan dengan rokok sering timbul untuk pertama kalinya pada masa ini. Menjadi terlalu gemuk adalah masalah utama pada masa dewasa akhir (Suhardjo, 1992)

2.2         Status Gizi Orang Dewasa
               Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kebiasaanya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari. Kebiasaan makan tidak dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan makan, salah satunya adalah lingkungan. Orang dewasa cenderung kurang memperhatikan asupan makanan. Umumnya orang dewasa lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak, berenergi gurih dan manis. Sementara makanan kaya serat seperti sayur dan buah diabaikan. Akibatnya, asupan energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh berlebih Padahal pada usia ini dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat namun rendah lemak, ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tidak lagi terjadi dan hendaknya pemenuhan zat gizi dipusatkan untuk pemeliharaan kesehatan agar terbentuk status gizi yang baik. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya (Kurniasih dkk, 2010).
               Menurut Almatsier (2003) status gizi merupakan suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.

2.3  Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Status Gizi Orang Dewasa
1.      Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu tubuh melakukan beragam aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat tenaga akan berkurang saat usia mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun setelah usia seseorang mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya. Berkurangnya kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh. Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat menimbulkan terjadinya obesitas.
2.      Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi. Umumnya perempuan lebih banyak memerlukan keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan gizi perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Menurut Depkes (1994) kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena setelah pubertas, perempuan akan cenderung memiliki proporsi massa lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
3.      Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan yang kurang mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan secara kualitas maupun kuantitas.
Penduduk yang berpendapatan cukup masih banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi dalam menyediakan makanan keluarga. Hal ini disebabkan, antara lain :
a.       Kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi
b.      Pantangan-pantangan secara tradisional masih diberlakukan
c.       Atau keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun mereka tahu banyak mengandung gizi.
4.      Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik status gizinya. Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-informasi mengenai gizi.
5.      Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Salah satu contohnya, pada suku Melayu mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berkuah santan.
6.      Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus berlangsung maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan membentuk pola makan. Perilaku makan yang tidak seimbang akan mengakibatkan masalah gizi.
7.      Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat menyebabkan obesitas.
8.      Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan perilaku makan yang selanjutnya akan mempengaruhi status gizi. Lingkungan disini adalah lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak.

2.4  Kebutuhan Gizi Orang Dewasa
Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
1.       Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG).
2.      Kebutuhan karbohidrat
Description: G:\images.jpg
Gambar : Makanan yang mengandung karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung, gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbi- umbian (kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).
3.       Kebutuhan protein
Description: G:\images(1).jpg
Gambar : Makanan yang mengandung protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
4.       Kebutuhan lemak
Description: G:\images(2).jpg
Gambar : Bahan makanan yang mengandung lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi. Konsumsi lemak pada usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan (Almatsier dkk, 2013).
5.      Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Beberapa mineral yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium terdapat dalam garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari). Selain itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu tahu dan tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil olahannya (Almatsier dkk, 2013).
6.       Kebutuhan vitamin
Description: G:\images(3).jpg
Gambar : Buah-buahan
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu (Amelia, 2014). Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 30-64 tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun.
2.5  Dampak-Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi
a.      Dampak kelebihan gizi pada orang dewasa
Menurut Sudikno (2009) kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) per hari tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang mencukupi. Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel lemak di bawah kulit.
Akibatnya orang tersebut akan menjadi gemuk. Kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker.
Penyakit degeneratif pada orang dewasa :
1.      Penyakit Gula Darah (Diabetes Mellitus)
Diabetes melitus adalah sekumpulan gejala yang disebabkan karena meningkatnya kadar gula dalam darah karena insulin secara absolut atau relatif atau menurunnya tingkat sensivitas insulin. Tipe DM pada orang dewasa adalah DM yang tidak bergantung pada insulin, di mana jumlah insulinnya cukup banyak, hanya saja kerjanya yang sudah tidak optimal atau tidak sensitif lagi terhadap kenaikan kadar gula dalam darah. Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia telah disusun oleh PERKENI tahun 2002 antara lain memberikan pedoman tentang kebutuhan gizi orang dengan diabetes dan dianjurkan penggunaan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) dalam penyuluhan perencanaan makan orang dengan diabetes.
Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan beberapa tambahan tujuan khusus yaitu  :
1.      Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktivitas.
2.      Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
3.      Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai pada orang dewasa.
4.      Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan.
5.      Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti penyakit ginjal, neuropati autonomik, hipertensi, dan penyakit jantung.
6.      Meningkatkan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
2.      Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) dan Penyakit Jantung Koroner
               Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi. Faktor gizi berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang mengalami aterosklerosis, resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.
3.      Artritis Gout
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada lutut dan jari.
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan berlebih.
4.      Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini dapat merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker adalah :
1.      Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan lost renponse terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan terhadap indra pengecap.
2.      Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan pada saluran cerna, gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan cairan serta elektrolit karena muntah dan diare.
3.      Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
4.      Peningkatan pengeluaran energi.

b.      Dampak kekurangan gizi pada orang dewasa
Menurut Cakrawati (2012) dampak kekurangan gizi pada orang dewasa yaitu penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan. Disebabkan oleh kekurangan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein.
1.      Karbohidrat : malnutrisi, kurus, lemah, tidak ada energi, gangguan metabolisme otak, busung lapar.
2.      Protein : mudah sakit, gangguan metabolisme tubuh.
3.      Lemak : Busung lapar, kekurangan vitamin larut dalam lemak, penurunan daya tahan tubuh, kurang tenaga, gangguan tumbuh kembang.
4.      Mineral : penurunan konsentrasi dan IQ, mudah sakit, dan tidak nafsu makan.
Adapun beberapa penyakit yang disebabkan akibat kekurangan gizi, antara lain :
a.       Anemia
Hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan sumber zat besi.
b.      Gondok
Kurangnya mengkonsumsi yodium.
c.       Kebutaan
Hal ini disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A.
Penyebab dari dampak kekurangan gizi
a.       Kemiskinan.
b.      Kurangnya pengetahuan tentang gizi.
c.       Kebiasaan makan.























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Pada masa dewasa tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi.
2.      Status gizi orang dewasa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.
3.      Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi orang dewasa yaitu umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, social budaya, perilaku makan, aktivitas fisik dan lingkungan.
4.      Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang, baik itu kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
5.      Dampak kelebihan gizi dapat menimbulkan kegemukan (Obesitas) dimana kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker. Sedangkan dampak kekurangan gizi pada orang dewasa yaitu penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan seperti anemia, gondok dan kebutaan.

3.2  Saran
Setelah mempelajari tentang nutrisi dan gizi kita diharapkan dapat menerapkan pola hidup yang sehat dengan mengonsumsi nutrisi atau gizi secara seimbang. Apalagi kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat memahami semua hal yang berkaitan dengan nutrisi dan gizi khususnya pada mata pelajaran biologi.





DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi (4thed.). PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta


Cakrawati, D dan Mustika, NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Alfabeta : Bandung

Kemenkes RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Dalam http://gizi.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 29 Juli 2017.

Kurniasih, E. et. al. 2006. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Gramedia : Jakarta

Notoatmodjo, S. 2011. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Sudikno, S. 2009. Status Obesitas Orang Dewasa Menurut Faktor Sosio-Demografi dan Perilaku (Studi Kasus di Kota Depok). PGM 2005


Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius : Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA

PRAKTIKUM I V MORFOLOGI TUMBUHAN (A BKC 2203 ) RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Hilaliah Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MEI 201 5   PRAKTIKUM VII Topik                    : Rumus bunga dan diagram bunga Tujuan                   : Membuat rumus bunga dan diagram bunga Hari/ Tanggal        : Kamis/ 24 April 2015 Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin I.           ALAT DAN BAHAN Alat: 1.       Baki 2.       Alat tulis Bahan: 1.       Bunga alamanda ( Allamanda cathartica L.) 2.       Bunga kertas ( Bougainvillea spectabilis ) 3.       Bunga

TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN, DAN DIAGRAM DAUN

PRAKTIKUM III MORFOLOGI TUMBUHAN (AKKC 224) TATA LETAK DAUN,   RUMUS DAUN,   DAN DIAGRAM DAUN Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 201 5 PRAKTIKM III Topik                    : Tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun Tujuan                  : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menetukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun. Hari/Tanggal         : Sabtu/ 7 Maret 2015 Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin   I.           ALAT DAN BAHAN A.     Alat 1.       Baki 2.       Alat Tulis B.      Bahan 1.