Langsung ke konten utama

Inquiry Learning





MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

A.      Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu  maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuahn sistem saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir (intelektual) anak. Otak bisa dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Menurut Sigelman dan Shaffer (1995), otak terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron) dan setiap sel saraf itu rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya. Neuron terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dan sel saraf yang satu ke sel saraf lainnya.
Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tidakan fisik yang dilakuan individu memungknkan dapat mengembangkan aktivitas/daya pikir. Gerakan-gerakan fisik yang dilakukan pada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan-gagasan atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa adanya pengalaman-pengalaman. Bagi Piaget, aksi artau tidakan adalah komponen dasar pengalaman.
Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya di tuntut mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain, tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain di samping aturannya sendiri. Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual. Pertama, pengalaman sosial akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa ini diperoleh melalui percakapan, diskusi dan argumentasi dengan orang lain. Aktivitas-aktivitas semacam ini pada gilirannya dapat memunculkan pengalaman-pengalaman mental yang yang memungkinkan atau memaksa otak individu untuk bekerja. Kedua, melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentric-nya. Sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya. Pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk menegmbangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati, toleransi, kejujuran etika, moral dan lain sebagainya.
Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah bada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan SPI terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.
1.    Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuanproses berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materipelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang bharus ditemukan oleh siswa melalui proses berfikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.

2.    Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan intyeraksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interkasi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang  bu8kan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antar siswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3.    Prinsip Bertanya
                        Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangant diperlukan.Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatiian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
4.    Prinsip Belajar untuk Berpikir
                                    Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir ( learning how to think ), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan ; baik otak reftil, otak limbic, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional. Akan membuat anak dalam posisi “ kering dan hampa “. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi, yaitu unsure estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
5.    Prinsip Keterbukaan
                        Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi.Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruangan untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
B.       Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry
·      Keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :
a.    SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b.    SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.    SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.   Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Menurut Amin (1987) sebagaimana yang dikutip herfis, unkuiri sebagai model pembelajaran memiliki beberapa keuntungan seperti :
a.    Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
b.    Menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa.
c.    Membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif.
d.   Meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri.
e.    Mengembangkan bakat individual secara optimal.
f.     Menghindarkan siswa dari cara belajar menghapal.
·      Kelemahan
          Disamping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan di antaranya :
a.    Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.    Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.    Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.   Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

C.      Strategi Pengajaran dengan Model Pembelajaran Inquiry
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Orientasi
2.    Merumuskan masalah
3.    Mengajukan hipotesis
4.    Mengumpulkan data
5.    Memguji hipotesis
6.    Merumuskan kesimpulan
Setiap langkah dalam proses pembelajarannya dijelaskan dibawah ini :
1.    Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksankan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima pembelajaran, pada langkah orientasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilamn SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah ; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancer. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah :
-       Menjelaskan topic, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
-       Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
-       Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan  motivasi belajar siswa.
2.    Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka-tekki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Oleh sebab itu m elalui proes tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan maslah, diantaranya :
·      Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru senaiknya tidak merusmuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topic yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topic yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
·      Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
·      Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahullu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjtnya, manakala ia belum paham konsep-konsepyang tergantung dalam rumusan masalah.
3.    Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira( berhipotesis ) dari suatu permasalahan. Manakala in divide dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap bindividu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh sehingga hipotesisi yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimilki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.    Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangkan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan inkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus menerus memberkan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
5.    Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang di peroleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang di berikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumetasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang di rumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak di pecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
D.      Contoh-contoh Model Pembelajaran dengan Menggunakan  Model Pembelajaran Inquiry untuk Biologi
Pembelajaran biologi adalah pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkungannya yang berupa benda atau gejala alam yang keberadaannya atau kejadiannya dapat diamati dengan indera. Kegiatan belajar mengajar biologi di sekolah tempat penelitian berlangsung, secara umum belum berlangsung sesuai harapan, yaitu mengaktifkan siswa untuk memperoleh konsep sendiri, melainkan kegiatan ceramah masih dominan, di samping mengerjakan LKS, dan presentasi kelompok. Hal itu tampak kurang menarik siswa yang terlihat dari sikap atau perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti bicara sendiri, kurang aktif, mengantuk, jarang bertanya, serta saat ditanya banyak yang belum bisa menjawab. Akibatnya hasil belajar siswa tidak mencapai target yang diharapkan, karena pengetahuan siswa tidak terbemtuk melalui proses ilmiah.
           Dari kenyataan di atas, maka sangat penting guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, menanamkan pemahaman konsep sebelum menghafal serta terampil dalam proses untuk memperoleh konsep yang baru. Strategi tersebut adalah strategi inkuiri. Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) tujuan, yaitu :
1)        Meningkatkan keterampilan proses siswa.
2)        Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi melalui metode inkuiri.
Salah satu contoh kasus pembelajaran dengan model inkuiri yaitu sebagai berikut :
Seorang Guru IPA ingin mengajarkan materi tentang Sistem Pernafasan. Setelah ia menyampaikan pokok bahasan kepada siswa yang diajarinya, kemudian guru tersebut mengambil sebuah cermin setelah itu ia menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan dan menghembuskan nafasnya ke cermin dan kemudian cerminnya menjadi buram. Guru menanyakan kenapa hal itu bisa terjadi.. Semua siswa lalu berpikir dan merumuskan masalah dan menerka jawabannya sendiri. Lalu seorang siswa menyatakan pendapatnya kalau hal itu mirip seperti embun yang sering muncul pada kaca jendela ketika pagi. Lalu siswa yang lain menyatakan pendapatnya lagi kalau itu merupakan uap air. Guru tersebut kemudian tersenyum dan menjelaskan kalau cermin yang buram itu merupakan sisa hasil pernafasan yang berupa uap air.
 

DAFTAR PUSTAKA

Illah, Ato. Juny 2012. “Penerapan Model Inquiry”. Jurnal Tarbawi volume 1 no 2 juni 2012,http://jurnal.upi.edu/file/03_Penerapan_Model_Inquiry_-_Ato_Illah.pdf(diakses tanggal 20 Februari 2016)

Jayadinata, Asep Kurnia. April 2010. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Peristiwa Benda Padat Dalam Air Melalui Kegiatan Praktikum” Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 3 April 2010. http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_13-April_2010/PENERAPAN_MODEL_PEMBELAJARAN_INKUIRI_UNTUK_MENINGKATKAN_PEMAHAMAN_SISWA_TENTANG_PERISTIWA_BENDA_PADAT_DALAM_AIR_MELALUI_KEGIATAN_PRAKTIKUM-Asep_Kurnia.pdf(diakses tanggal 20 Februari 2016)

Maryati, SSI. “Strategi Pembelajaran Inkuiri”.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/maryati-ssi-msi/7strategi-pembelajaran-inkuiripdf.pdf(diakses tanggal 19 Februari 2016)
Nurhayati, Nanik.2010. Penerapan strategi inkuiri dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Islam Malang oleh Nanik Nurhayati. UPT Perpustkaaan Universitas Negeri Malang. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42244 (Diakses tanggal 3 Maret 2016)

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

UIN Surabaya. “Konsep Pembelajaran Inkuiri”. Bab 2 Universitas Surabaya http://digilib.uinsby.ac.id/7908/5/bab%202.pdf(diakses tanggal 19 Februari 2016)
Yusman, Ade.2010.”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Gerak”. Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatan, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2487/1/98343-ADE%20YUSMAN-FITK.pdf(diakses tanggal 20 Februari 2016)
Zuriyani, Elsy. “STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA”. Widiyaiswara BDK Palembang, http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/umvt1331613361.pdf(diakses tanggal 20 Februari 2016)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA

PRAKTIKUM I V MORFOLOGI TUMBUHAN (A BKC 2203 ) RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Hilaliah Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MEI 201 5   PRAKTIKUM VII Topik                    : Rumus bunga dan diagram bunga Tujuan                   : Membuat rumus bunga dan diagram bunga Hari/ Tanggal        : Kamis/ 24 April 2015 Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin I.           ALAT DAN BAHAN Alat: 1.       Baki 2.       Alat tulis Bahan: 1.       Bunga alamanda ( Allamanda cathartica L.) 2.       Bunga kertas ( Bougainvillea spectabilis ) 3.       Bunga

TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN, DAN DIAGRAM DAUN

PRAKTIKUM III MORFOLOGI TUMBUHAN (AKKC 224) TATA LETAK DAUN,   RUMUS DAUN,   DAN DIAGRAM DAUN Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 201 5 PRAKTIKM III Topik                    : Tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun Tujuan                  : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menetukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun. Hari/Tanggal         : Sabtu/ 7 Maret 2015 Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin   I.           ALAT DAN BAHAN A.     Alat 1.       Baki 2.       Alat Tulis B.      Bahan 1.   

Gizi Pada Orang Dewasa

MAKALAH NUTRISI DAN GIZI ( ABKC 2702 ) “GIZI UNTUK ORANG DEWASA” Disusun Oleh : Kelompok VIII Isna                             (A1C214206) Kartini                        (A1C214017) Nurlita                        (A1C214090) Rahminawati             (A1C214045) Thati Rifan A.           (A1C214213) Yuni Radianti            (A1C214063) Dosen Pengasuh : Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd Dra. Aulia Ajizah, M.Kes Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN AGUSTUS 201 7 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim           Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT , yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Gizi Untuk Orang Dewasa ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah