Langsung ke konten utama

Contextual Teaching and Learning (CTL)


 


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................   i
DAFTAR ISI....................................................................................................    ii
BAB I    PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang .............................................................................................  1
1.2    Rumusan Masalah ........................................................................................  2
1.3    Tujuan Penulisan .........................................................................................   2

BAB II   MODEL PEMBELAJARAN CTL
2.1  Pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ..........   3
2.2  Ciri-ciri pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ..............    4
2.3  Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ......   4
2.4  Langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)   6
2.5  Kelebihan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ...........   7
2.6  Kekurangan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ........   8
2.7  Peran guru dan siswa dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ...........................................................................................................              8
2.8  Perbedaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran tradisional .............................................................................                                            10

BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan .................................................................................................    13
3.2    Saran ...........................................................................................................    14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
          Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas, 2003).\
          Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut terletak juga tanggung jawab guru untuk mampu mewujudkannya melalui pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu bermutu dan berkualitas. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
2.      Apa ciri-ciri pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
3.      Bagaimana karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
4.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
5.      Apa kelebihan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
6.      Apa kekurangan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
7.      Bagaimana peran guru dan siswa dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)?
8.      Apa perbedaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran tradisional?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
2.      Mengetahui ciri-ciri pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
3.      Menjelaskan karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
4.      Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
5.      Mengetahui kelebihan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
6.      Mengetahui kekurangan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
7.      Menjelaskan peran guru dan siswa dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
8.      Mengetahui perbedaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pembelajaran tradisional.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

2.1  Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching and Learning  (CTL)
          Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan meraka. (Sanjaya, 2006 Hal. 255).
          CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. (Johnson. 2007 Hal. 58).
          Menurut Hull (1993 dalam Yamin, 2013) definisi pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya jika peserta didik menghubungkan informasi dengan pengalamannya.
          Karwiet (1993 dalam Yamin, 2013) mendefinisikan pembelajaran kontekstual sebagai pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan dan memecahkan masalah dengan cara mencerminkan sifat tugas-tugas seperti didunia nyata.
          CTL merupakan proses menghubungkan pelajaran dikelas dengan dunia nyata. (Carraher, Carraher & Schleimer, 1985; Love, Smith & Butler, 1988). Sedangkan menurut Resnick (1987) CTL membangun komunikasi antara pembelajaran disekolah dan kehidupan diluar kelas.
          Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran holistik dan bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksikan sendiri cara aktif pemahamannya. (Yamin, 2013 Hal.178)
          Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahuinya”. (Kunandar, 2011 Hal. 299)

2.2  Ciri-ciri Contextual Teaching and Learning  (CTL)
a.       adanya kerja sama antara semua pihak;
b.      menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem;
c.       bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
d.      saling menunjang;
e.       menyenangkan, tidak membosankan;
f.       belajar dengan bergairah;
g.      pembelajaran terintegrasi;
h.      menggunakan berbagai sumber;
i.        siswa aktif;
j.        sharing dengan teman;
k.      siswa kritis, guru kreatif;
l.        dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan sebagainya;
m.    laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.
(Kunandar, 2011 Hal. 304-305)

2.3  Karakteristik Contextual Teaching and Learning  (CTL)
          Menurut Johnson (2002 dalam Nurhadi, dkk, 2003) ada delapan komponen utama dalam sistem pembelajaran kontekstual yaitu sebagai berikut.
a.       Melakukan hubungan bermakna (making meaningful connections). Artinya, siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).
b.      Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Artinya, siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.
c.       Belajar yang diatur sendiri (self regulated learning).
d.      Bekerja sama (collaborating). Artinya, siswa dapat bekerja sama, guru membantu siswa bekerja sama efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
e.       Berpikir kritis dan kreatif (crictical and creative thinking). Artinya, siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif, dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika serta bukti-bukti.
f.       Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturning the individual). Artinya, siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatan, memiliki harapan-harapan yang tinggi, motivasi, dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa.
g.      Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards). Artinya, siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang disebut “excellence.”
h.      Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment). (Kunandar, 2011 Hal. 302-303)

       Selain itu menurut Blanchard (2001) karakteristik pembelajaran berbasis CTL meliputi:
a.       Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah (problem solving)
b.      Kegiatan pembelajaran perlu dilakukan dalam berbagai konteks, seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja
c.       Selama pembelajaran perlu memantau dan mengarahkan peserta didik agar dapat belajar mandiri
d.      Pembelajaran perlu ditekankan pada konteks kehidupan peserta didik yang berbeda-beda
e.       Mendorong peserta didik untuk dapat belajar dari temannya dan belajar bersama dalam kelompok
f.       Menggunakan penilaian autentik yang mencakup proses maupun hasil.
(Rianto, 2006 Hal.15)

2.4  Langkah-langkah Contextual Teaching and Learning  (CTL)
1.      Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya.
2.      Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan
3.      Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
4.      Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
5.      Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.
6.      Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
7.      Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
(Tim Pengembang MKDP, 2012 Hal. 207)


2.5  Kelebihan Contextual Teaching and Learning  (CTL)
Menurut Anisa (2009) ada beberapa kelebihan dalam pembelajaran CTL, yaitu:
1.      Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri.
2.      Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafalkan.
3.      Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari.
4.      Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru.
5.      Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
6.      Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.

Dipilihnya pembelajaran kontekstual sebagai pembelajaran yang dianggap mampu menciptakan siswa yang produktif dan inovatif adalah dengan alasan sebagai berikut :
a.       Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan fakta-fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
b.      Melalui landasan filosofi konstruktivisme, CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghapal”.
(Kunandar, 2011 Hal. 300-301).
2.6  Kekurangan Contextual Teaching and Learning  (CTL)
Menurut Dzaki (2009) kekurangan dalam pembelajaran CTL yaitu :
1.      Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalami sendiri.
2.      Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompolnya.
3.      Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihan siswa yang lain dalam kelompoknya.
        Dari penjelasan di atas maka seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL harus dapat memperhatikan keadaan siswa dalam kelas. Selain itu, seorang guru juga harus mampu membagi kelompok secara heterogen, agar siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai.

2.7  Peran Guru dan Siswa dalam Contextual Teaching and Learning  (CTL)
     Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Menurut Bobbi Deporter (1992) ada tiga gaya belajar siswa yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara penggunaan alat pendengaran sedangkan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh.
          Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL.
1.      Siswa dapat pembelajaran kontekstual dipandang  sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainakn organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksakan kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2.      Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang beru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang dianggap anh dan baru. Oleh karena itulah belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.
3.      Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian, peran guru adalah membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.
4.       Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi. (Sanjaya, 2006 Hal. 262-263)







2.8  Perbedaan Contextual Teaching and Learning (CTL) dangan Pembelajaran Tradisional

No.
CTL
Tradisional
1.       
Menyandarkan pada memori spesial (pemahaman makna)
Menyandarkan pada hapalan
2.       
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
3.       
Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima informasi
4.       
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
5.       
Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
6.       
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
7.       
Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individu)
8.       
Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri
Perilaku dibangun atas kebiasaan
9.       
Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
10.   
Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
11.   
Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan
Siswa tidak melakukan hal buruk karena takut akan hukuman
12.   
Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik
Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
13.   
Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
14.   
Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan
15.   
Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata
Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural, yakni rumus diterangkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill)
16.   
Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang ada dalam diri siswa
Rumus itu ada diluar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihapalkan, dan dilatihkan
17.   
Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat oenuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat, menghapal), tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran
18.   
Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya
Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atas hukum yang berada diluar diri manusia
19.   
Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan (dikontruksi) oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative dan incomplete)
Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
20.   
Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengambangkan pembelajaran mereka masing-masing
Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

(Kunandar, 2011 Hal. 324-325)











BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan meraka
2.      Ciri-ciri Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem; bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda; saling menunjang; menyenangkan, tidak membosankan; belajar dengan bergairah; pembelajaran terintegrasi; menggunakan berbagai sumber; siswa aktif.
3.      Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu melakukan hubungan bermakna, melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan , belajar yang diatur sendiri , bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, mengasuh atau memelihara pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian autentik.
4.      Langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry , mengembangkan sifat ingin tahu siswa, menciptakan masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan melakukan penilaian secara objektif.
5.      Kelebihan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran lebih produktif, menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari, menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dan melatih siswa untuk membuat kesimpulan sendiri.

6.      Kekurangan Contextual Teaching and Learning (CTL)
a.       Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalami sendiri.
b.      Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompolnya.
c.       Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihan siswa yang lain dalam kelompoknya.
7.      Peran guru dan siswa dalam Contextual Teaching and Learning  (CTL) yaitu sebagai pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya, guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa, membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.
8.      Perbedaan Contextual Teaching and Learning (CTL) dangan Pembelajaran Tradisional yaitu pembelajaran kontekstual menyandarkan pada memori spesial, pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa dan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sedangkan pembelajaran tradisional menyandarkan pada hapalan, pemilihan informasi ditentukan oleh guru dan siswa secara pasif menerima informasi.

3.2  Saran
          Semua model pembelajaran sangat efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi hanya saja tidak semua peserta didik dapat di samakan dalam satu model pembelajaran karena setiap karakter kelas berbeda-beda. Semoga dengan penyusunan makalah ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menjadi referensi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, 2009. Kelebihan Pembelajaran CTL. Diakses melalui http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html pada tanggal 19 Juli 2016

Dzaki, 2009. Kelemahan Pembelajaran CTL. Diakses melalui http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran.html pada tanggal 19 Juli 2016

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan. Mizan Learning Center (MLC). Bandung

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta

Rianto, Milan. 2006. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran. Depdiknas. Malang

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta

Tim Pengembangan MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Yamin, Martinis. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Referensi. Jakarta
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA

PRAKTIKUM I V MORFOLOGI TUMBUHAN (A BKC 2203 ) RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Hilaliah Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MEI 201 5   PRAKTIKUM VII Topik                    : Rumus bunga dan diagram bunga Tujuan      ...

TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN, DAN DIAGRAM DAUN

PRAKTIKUM III MORFOLOGI TUMBUHAN (AKKC 224) TATA LETAK DAUN,   RUMUS DAUN,   DAN DIAGRAM DAUN Dosen Pengasuh: Dra. Sri Amintarti, M.Si M. Arsyad, S.Pd, M.Pd Asisten Dosen: Anis Yunida Ulfah Disusun Oleh: Habibah Nurhayati (A1C21 4012 ) KELOMPOK V IIA                                                       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 201 5 PRAKTIKM III Topik                    : Tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun T...

Gizi Pada Orang Dewasa

MAKALAH NUTRISI DAN GIZI ( ABKC 2702 ) “GIZI UNTUK ORANG DEWASA” Disusun Oleh : Kelompok VIII Isna                             (A1C214206) Kartini                        (A1C214017) Nurlita                        (A1C214090) Rahminawati             (A1C214045) Thati Rifan A.           (A1C214213) Yuni Radianti            (A1C214063) Dosen Pengasuh : Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd Dra. Aulia Ajizah, M.Kes Nurul Hidayati Utami,...